Senin, 18 April 2022

Kasus Bunuh Diri Karena Ingin ke Isekai

Pendahuluan

Animasi Jepang biasa disebut sebagai anime. Anime adalah animasi yang sudah mendunia, semua orang tahu mengenai anime. Anime memiliki banyak genre diantaranya seperti action, adventure, romance, slice of life. Selain itu anime juga memiliki rentang usianya masing-masing. Seperti anime bergenre horror-psikological biasanya boleh ditonton oleh usia 17 tahun ke atas. Anime bukan semata mata hanya untuk tontonan anak kecil saja, anime juga menceritakan tentang kehidupan dunia, dimana banyak sekali kegelapan dan misteri yang masih belum terungkap. Selain itu anime juga menyajikan tayangan yang tidak diperuntukan bagi anak kecil.

Pengalaman pribadi saya selama bertahun tahun menonton anime yaitu sangat menyenangkan, karena dengan adanya tontonan tersebut saya jadi memiliki pandangan yang lebih luas dari sebelumnya. Selain itu dalam kehidupan banyak sekali yang relate dengan kenyataan. Anime juga menjadi teman saya ketika saya sedang bosan, menonton anime bisa membuat wawasan kita bertambah dan mengetahui dunia luar itu seperti apa. Walaupun kebanyakan anime juga ada yang menceritakan tentang dunia fantasy, ataupun isekai yaitu kehidupan setelah kematian. Namun hal tersebut hanyalah karangan para mangaka.

Pernah ada suatu kejadian pria luar negeri melakukan bunuh diri karena ingin masuk isekai. Secara cepat beritanyapun tersebar, selain itu anime bergenre isekai dibeberapa negara dilarang tayang karena bisa mencuci otak orang-orang yang menonton dan berfikir bahwa kehidupan setelah kematian seindah anime anime isekai.

 

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotika. Penanda dari kejadian tersebut adalah keluarnya anime bergenre isekai, dalam anime tersebut menceritakan tentang kehidupan setelah kematian yang kebanyakan karakter utamanya dikelilingi oleh banyak cewek cantik dan hidup dengan banyak keberuntungan. Karena hal itu menjadi penanda dari kasus pria tersebut yang akhirnya bunuh diri dan ingin merasakan kehidupannya seperti anime isekai. Saat pria tersebut mengakhiri hidupnya itu merupakan petanda dari pengaruh tontonan isekai tersebut.

 

Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah sebagai manusia kita harus bisa membedakan hal hal yang bersifat kenyataan dan hanya imaginasi semata. Tentunya kita tidak ingin mati konyol karena ingin merasakan kehidupan yang digambarkan pada anime isekai. Memang terlihat indah dan menyenangkan namun kita harus kembali kepada kenyataan di dunia ini. Dalam merumuskan masalah yang seperti ini tentunya agama menjadi pedoman kehidupan yang sangat penting. Mempelajari agama merupakan satu langkah awal untuk mencegah terjadinya kasus kematian seperti pria tersebut. Karena sudah terlambat dan ada kasus seperti itu maka bagi yang belum melakukan bunuh diri karena ingin ke isekai maka lebih baik mempelajari agama dan menjadikannya pedoman hidup, serta tontonlah tayangan sesuai usia.


-Erika Afinia_202046500222

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian Literatur menggunakan 5 Journal yang membahas mengenai strategi promosi digital.

Dikesempatan kali ini saya akan membuat kajian literatur yang membahas tentang stategi promosi dari suatu Brand. Brand yang saya angkat ka...